Ku sandarkan perlahan diri ini pada bangunan tua tiada terketahui bentuknya,
Untuk sebuah nama yang senantiasa aku selipkan dalam doaku..
Entah bisa tidaknya kau dengar suara ini tanpa adanya dua indah daun telingamu ...
Kian ku semakin merasa hancur kian aku semakin yakin pada Seruan Kekasih Sejatiku,
Dia-lah Illahi Rabb-ku..
Benar memang hati ini telah mengagumimu,
Tapi...
Aku juga tak mau terlalu dibutakan perasaanku yang pada nyatanya tiada terbaca olehmu..
Aku sangat teramat bukan pecinta yang baik,yang bisa ungkap rasa ini dengan mudahnya..
Aku tidak seperti dia, atau mereka yang selalu berpikir bahwa,
"Akhir suatu kekaguman adalah kebersamaan dan tali ikatan yang jelas"
Tidak !!Aku jawab keras dan sangat lantang akan itu semua..
Karena ku sadari bahwa Tuhan menitipkan semua cinta tidak mutlak untuk bisa dimiliki dan diperjuangkan..
Nyatanya, semakin sesosok manusia merasa memiliki suatu hal yang sebenarnya adalah "titipan", maka akan semakin dia berpikir bahwa dialah satu-satunya..
Mengapa demikian ?
Iya, karena mereka berpikir bahwa Tuhan dan makhluk lainnya hanyalah pengganggu. Kebanyakan dari mereka hanya lebih mementingkan perasaan yang mereka sebut-sebut dengan CINTA. Apakah mereka menyadari satu hal akan definisi cinta itu sendiri ?
Tidakkah mereka luput akan satu hal ?
Bagi diri yang juga merasa berdosa ini mempunyai satu keyakinan bahwa CINTA dan NAFSU pada masa saat ini berbeda tipis. Sangat tipis hingga tidak seorangpun bisa membedakan gerakan dalam hatinya tersebut atas dasar cinta ataukah NAFSU semata ?
Are you sure that's LOVE ?
Apakah anda yakin yang anda rasakan saat ini adalah CINTA ? Atau itu ternyata adalah NAFSU ?
Mungkin beda denganku, beginilah ketika aku jatuh hati, aku lebih memilih untuk memendamnya dan berharap suatu saat kelak dia akan menyadarinya. Tak jarang dari orang-orang terdekatku mengganggap bahwa aku "cupu" melawan perasaanku sendiri. But this is me !!, ku lebih memilih diam karena aku menyadari satu hal. Jika aku menyatakan perasaan ini terhadapnya apa jadinya cintaku pada Kekasih Sejatiku ? Apakah bisa dia menerima bahwa sesungguhnya cintaku sepenuhnya hanya untuk Rabb-ku. Aku tak ingin menyudahi perasaan ini dan juga tak ingin merasakan sakit hati. Bagaimana bisa ? Bisa saja karena bagiku semua adalah titipan . Iya, perasaanku dan dia, keduanya adalah titipannya. Apa jadinya jika aku terlalu berharap dia menjadi milikku sedangkan Allah berkata lain ?. Bicara tentang cinta dan nafsu, mengapa ku katakan bahwa beda dari keduanya sangat teramat tipis ? Disanalah aku memilih untuk tetap bertahan mengaguminya saja, aku tidak berharap lebih, tidak berharap tentang kepekaannya, tidak berharap dia mendengar setiap jeritanku dan doaku tentangnya. Yang aku harapkan hanyalah dua hal, jika memang dia diciptakan Allah untuk bisa menjadi imam bagiku dan anak-anak kami kelak maka aku akan diberi jalan, dan jika tidak aku cukupkan kelapangan hati padaNya agar aku tetap dikuatkan atas segala takdirNya. Benar memang cinta tak akan didapat tanpa adanya usaha, tapi bagaimana ketika aku berusaha namun nyatanya nihil yang ku dapat ?. Sudahlah wahai kawan, jangan terlalu bimbang akan hati dan cinta. Sesungguhnya Allah sudah menuliskan akan dengan siapa kamu nanti diimami dan mengimami siapa kamu nanti. Jangan repot dan terpaku bahwa jomblo itu "ngenes". Tidak selamanya jomblo itu sedih, setidaknya dari kesendirian kita belajar untuk bisa hidup lebih kuat dan tidak lupa akan Pencipta kita agar kita senantiasa bersyukur ^_^
**********************************TRATN****************************** ******